Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
DPRD Rote Ndao Tegas Minta Penjabat Bupati Oder Maks Cabut Izin Pendirian Alfamart
DPRD Rote Ndao Tegas Minta Penjabat Bupati Oder Maks Sombu Cabut Izin Pendirian Alfamart

Jumat, 17 Mei 2024 20:26 WIB


Ilustrasi Alfamart

POS-KUPANG.COM, BA'A - Ketua Komisi B DPRD Rote Ndao, Denison Moy secara tegas meminta Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu mencabut izin pendirian PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart di wilayah Selatan NKRI.

"Kami dari DPRD juga tidak tahu, ada masukan atau seperti apa terkait pendirian Alfamart. Kalau kita melihat kondisi perekonomian masyarakat di Rote, kebetulan saya yang membidangi bidang perdagangan di Rote, di Rote ini, UMKM kita belum mampu bersaing dengan namanya Alfamart dan lain-lain," lugas Deni, Jumat 17 Mei 2024.


Dia menjelaskan, seyogyanya, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao fokus terlebih dahulu untuk memberikan dukungan pembinaan terhadap UMKM dan pedagang kaki lima di Rote agar bisa bertumbuh.

Deni menambahkan, jikalau UMKM di Rote sudah kuat berdiri, baru bisa hadirkan Alfamart di Rote Ndao.

Untuk itu, Deni sampaikan pernyataan keras bahwa DPRD Rote Ndao menolak pendirian Alfamart di Rote.

"Saya sampaikan pernyataan keras selaku pimpinan Komisi B menolak keras pendirian Alfamart di Rote," cetus Deni.

"Saya minta Penjabat Bupati Rote Ndao segera mencabut ijin pendirian Alfarmat di Rote. Tidak boleh beroperasi di Rote," lanjut Deni dengan tegas.

Kendati tidak disetujui, Deni akan memimpin pengusaha, UMKM dan OKP di Rote untuk berdemo jika Alfamart jadi beroperasi.

"Saya akan pimpin, baik dengan pengusaha maupun UMKM serta OKP yang ada di Rote, kita demo kalau Alfamart dibuka," tandas Deni.

"Kita larang keras, Alfamart tidak boleh ada di Rote. Ini pernyataan keras dari saya," lanjut dia dengan nada tinggi.

Rote Belum Siap untuk Kehadiran Alfamart

Seorang pengusaha lokal Rote, Jianfri Elim menolak dengan keras kehadiran Alfamart di Kabupaten Rote Ndao.

"Sejak awal saya secara pribadi sangat menolak kehadiran Alfamart di Kabupaten Rote Ndao. Bukan apa-apa, kalau untuk pikir diri sendiri kita bisa bersaing," ujar Jianfri, Jumat, 17 Mei 2024.

Namun dampaknya akan terasa di bapak mama yang punya kios-kios kecil. Pasti pukulan telak akan jatuh ke mereka," lanjut dia.

Jianfri mengisahkan, bulan lalu dirinya sempat bertemu dengan sahabatnya yang juga sebagai Ketua Kadin TTS. Kawan Jefri juga seorang pengusaha dan punya minimarket di TTS.

"Dia cerita pengalaman mereka di TTS, ketika Alfamart hadir di TTS. Luar biasa dampaknya. Makanya dia bilang ke saya, Jefri jangan coba-coba, segera bicara dengan pemerintah, supaya jangan sampai mereka (Afamart) masuk," kisah Jianfri.

Diceritakan Jianfri lebih lanjut, kalau pun Alfamart sudah hadir, tidak ada manfaatnya bagi daerah. Setelah sahabatnya berbicara demikian, barulah Jianfri sadar, ternyata yang dibicarakan betul juga.

"Selama ini kita hanya berpikir bahwa pukulan itu hanya kepada UMKM. Tapi teman saya membuka wawasan saya, misalnya hari ini omset Alfamart Rp. 10 Juta, hari ini juga itu uang setornya lari ke Jakarta," ungkap Jianfri.

Seraya dia mempertanyakan, lalu dengan kehadiran Alfamart itu, dampak ekonomi bagi Rote seperti apa? Yang dikatakan Jefri, tidak ada perputaran uang yang bermanfaat untuk Rote Ndao.

"Pakai kata mau menghidupi UMKM Rote, berapa sih yang dihidupi Alfamart. Kalau misalnya orang Rote buat jagung pulut dan mau titip di Alfamart, berapa sih?" tanya Jianfri.

"Kalau dari saya, sudah tentu menolak keras Alfamart ada di Rote karena dampaknya akan kena ke pengusaha-pengusaha kecil yang ada di Rote," sambung dia.

Kasihan kalau ada Alfamart, lanjut Jianfri, kios-kios kecil yang radiusnya 3-4 kilo dari Alfamart sudah pasti tidak dapat keuntungan dan pasti kios-kios lokal itu tidak siap untuk bersaing.

Terus yang berikut, masih kata Jefri, tenaga kerja yang direkrut oleh Alfamart berapa sih putra daerah. Menurut dia, paling orang daerah hanya jadi kasir dan sebagainya, tetapi supervisor dan managernya sudah pasti orang luar.

"Kita Kabupaten Rote Ndao belum siap untuk hadirnya Alfamart," tegas Jianfri.

"Omong BBM saja, kita di tokoh sini saja sudah susah begini karena tidak ada pembeli. Masalah BBM saja belum  teratasi suh kasih datang kompetitor skala nasional. Rote belum siap," tambah dia.

Dia menerangkan, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao perlu belajar dari Provinsi Sumatera Barat yang lebih maju dari NTT dan malah menolak kehadiran Alfamart.

"Itu bukti pemerintah mau proteksi UMKM-nya sendiri," ketus Jianfri.

Alfamart Potong Kompas Pelaku Ekonomi Lokal

Hal senada juga disampaikan oleh seorang pengusaha lainnya Bruce King Nitte.

"Kita pengusaha lokal ini justru menolak adanya Alfamart di Rote. 90 persen lebih pengusaha kecil dan pedagang di Rote menolak. Pada dasarnya kita menolak Alfamart tentu ada alasan," beber Bruce kepada POS-KUPANG.COM, Jumat, 17 Mei 2024.

Alasan pertama, kata dia, tentu ada plus-minus. Ada keuntungannya dari sisi tenaga kerja, tetapi dari sisi kerugian itu lebih besar.

"Saya selaku Sekretaris APINDO Rote Ndao merasa bahwa Rote ini belum saatnya untuk masuknya bisnis retail besar skala nasional yang dikuasai oleh orang-orang yang terkaya di Indonesia," ucap Bruce.

Karena, menurut dia, adanya bisnis besar di Rote, secara otomatis mematikan tatanan ekonomi lokal yang sudah tumbuh. Bruce meyakini, lambat laun ekonomi lokal pasti hilang.

"Kalau kota-kota besar, jumlah penduduknya luar biasa itu bisa, tetapi untuk Rote yang luas wilayahnya sangat kecil, saya pikir pengusaha lokal masih mampu untuk menyediakan semua kebutuhan," pungkas Bruce.

Alasan kedua, lanjut dia, uang yang akan beredar ini tidak akan ada di Rote. Uangnya akan berputar di luar Rote. Alfamart tidak simpan uang di bank daerah atau koperasi-koperasi.

"Alasan ketiga kami menolak, karena Alfamart ini menguasai semua, mulai dari produksi, distribusi sampai ke retail," tutur Bruce.

"Nah ini ada potong kompas yang bisa mematikan pelaku usaha lokal seperti kios-kios dan toko-toko kecil. Kios yang dekat Alfamart pasti selesai," sambung dia.

Meski begitu, Bruce mengatakan, sebetulnya bukan dirinya menolak Alfamart, tetapi dia melihat, belum saatnya Rote Ndao ada Alfamart.

"Pulau sekecil ini, kami pengusaha lokal bisa hendel kok. Kita sering koordinasi dengan pemerintah daerah soal masalah inflasi, tidak terlalu bermasalah kok. Justru yang bermasalah itu minyak. Sembako tidak ada masalah," tutup Bruce. (rio)

https://kupang.tribunnews.com/2024/0...amart?page=all
seher.kena
mnotorious19150
mnotorious19150 dan seher.kena memberi reputasi
2
415
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan