zinaitudosaOtak yang gak bisa menerima informasi, tumpah semua gak ada yang masuk. Macam otak kaum bumi datar dan kaum anti-vaksin. Dan otak lu, pastinya. :)
zinaitudosa Gue sudah tahu tanggapan tolol lu, bahkan sebelum lu post. Dan gue bahkan bukan indigo. Karena otak datar templatenya khas. :)
zinaitudosa Lha, lu bikin konstipasi tanpa dasar terus... Lu lihat langsung orang divaksin juga lu tuduh vitamin. :ngakak
zinaitudosa Oh gak... Gue yakin itu LoliVac. :malus Be real. Otak lu pasti isinya konstipasi semua, sampai lu susah boker... :nohope
zinaitudosa Beda gimana? Vaksin tempo hari dari Sinovac. Ini yang mau divaksin Sinovac lagi. Terus bedanya gimana? Atau lu kira untuk uji klinis tempo hari pakai versi vaksin lebih lemah atau lebih kuat? :wakaka
zinaitudosa Vaksin yang dikasih ya sama. Vaksin Sinovac datang duluan, itu yang disuntik duluan. Walo yang duluan itu presiden dan tenaga kesehatan. Lu belakangan aja, nunggu jatah vaksin gratisan habis. Jadi lu punya alasan gak divaksin, tapi juga gak bisa bepergian.
zinaitudosa Ridwan Kamil dan ribuan relawan dari uji klinis tahap 3 di Bandung tempo hari. Mereka bisa dibilang 'kelinci percobaan' jika ngikuti bahasa kasar lu. Dubes Indonesia untuk UEA juga sudah disuntik, tapi dia disuntik vaksin dari Sinopharm.
zinaitudosa Logikanya gak ada kasus vaksinasi bawa virus yang lebih berbahaya atau bercampur penyakit bawaan. Dan jika tak ada contoh kasus, tak ada dasar medis atau ilmiah, maka itu sebatas imajinasi lu. Mungkin bisa jadi bahan untuk buat kisah SF bertema virus? :lehuga
KetuaBesar Itu vaksin, bukan obat. Lu gak ada gejala pun masih bisa menulari orang. Lu mau mati, itu urusan lu. Tapi lu bawa orang mati bersama lu, itu bukan cuma urusan lu. Dan lu gak bisa lari ke Tuhan untuk hal yang mestinya bisa lu hindari.
Kami masyarakat tentu tidak mau jadi alat percobaan bagi vaksin ini Alat percobaan? :bingungs Uji klinis udah kelar kali...