Nafkah dalam bahasa Arab artinya belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan dan tempat tinggal. Hukumnya wajib dipenuhi oleh suami. Namun, jaman now tak jarang kita temui justru kewajiban mencari nafkah diemban oleh istri.


Sumber gambar: Pinterest


Pada jaman Rasulullah, pernah ada seorang wanita mengadukan tentang kondisi suaminya yang pengangguran. Jadi suaminya ini punya usaha, namun bangrut, Gansis. Sehingga akhirnya jadi pengangguran. Seperti yang kita ketahui nasib orang itu kan berbeda-beda. Ada yang selalu gemilang dan ada yang 'bangkrutan. Jadi, setiap usahanya yang dilakukan selalu saja gagal.

Rasulullah SAW pun sewaktu itu bertanya, "Jika suamimu penggangguran. Darimana biayamu, kau peroleh wahai fullanah?" Maka sang wanita pun menjawab, "alhamdulillah ya Rasulullah saya mempunyai peninggalan kebun kurma dari orang tua saya. Dari sanalah biaya kami sehari-hari. Tapi apa iya, saya harus yang selalu melakukan kewajiban yang bukan tugas saya?"

Rasulullah SAW pun menjawab, " Wahai fullanah, kamu punya dua pilihan. Pertama kamu berhak meminta cerai. Alasannya karena urusan perut tidak bisa ditahan."

Sang wanita tertegun. Berhubung dia wanita sholeha dan masih sangat menyayangi suami, lalu dia kembali bertanya, "apakah pilihan keduanya ya Rasulullah?"

"Kamu tetap memenuhi kebutuhan keluargamu. Maka kamu akan mendapatkan banyak pahala. Adapun pahala menyenangkan suami, pahala memberi rejeki dan nafkah, dan pahala silaturahmi. Maka ikhlaslah!"

Mendengar jawaban Rasulullah, wajah wanita itu berubah menjadi bahagia. "Baik, ya Rasulullah, saya akan memilih yang kedua."


Sumber gambar : pinterest

Menurut ane, cerita di atas berlaku bagi suami yang sholeh, bukan seperti suami yang mau menang sendiri.




Toh, sejatinya hukum mencari nafkah itu tetap kewajiban suami. Adapun alasannya karena fisik laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan. Secara wanita itu fitrahnya, lembut ya Gaes.





Beda lagi jika suami memang tidak mampu mencari nafkah, misal : sakit keras. Tapi tetap ya, suami sebaiknya memberi penghargaan pada istri. Memberi sanjungan dan meminta maaf aja, udah bikin senang hati istri, lho.

So, buat para tulang rusuk yang saat ini sedang berperan menjadi tulang punggung, terus bersabar, ya. Insya Allah ganjaran yang kalian dapat akan sangat indah, kok. Jika tidak mendapat balasannya di dunia, insya Allah di surga nanti. Keep strong!

Pun teruntuk para suami yang males dan punya berbagai alasannya untuk nggak mau mencari nafkah, padahal sebenarnya mampu. Ane cuma mau tanya, 'mana kejantanmu? Jadi laki-laki, kok, cemen! Kalah dengan tulang rusuk yang gampang patah.


Sumber : youtube kajian ust. Abu Yahya